Sejarah Asal Nama Indonesia

watch_later Friday, June 28, 2013




 Assalamualaikum,
Untuk Postingan Pertama Ini saya mencoba berbagi informasi tentang asal usul nama Negara kita Indonesia karena  tidak sedikit dari kita termasuk saya yang tidak tahu kenapa negara kita diesebut indonesia, dan setelah saya cari tahu saya dari beberapa referensi (termasuk browsing) maka saya posting artikel Sejarah Asal Nama Indonesia.


Sebelum disebut Indonesia nama kepulauan tanah air kita mempunyai banyak nama yang mana nama – nama tersebut berasal dari bangsa – bangsa yang pernah datang ke tanah air seperti bangsa arab menyebut kepulaun tanah air dengan sebutan Jaza’ir al-Jawi (Kepulauan Jawa), bangsa tiongkok menyebut dengan sebutan Nan-hai (Kepulauan Laut Selatan), bangsa jepang menyebut dengan sebutan To-Indo (Hindia Timur)dan pada zaman penjajahan pelanda di sebut Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda)


Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (Jurnal Kepulauan Hindia dan Asia Timur), yang dikelola oleh James Richardson Logan, seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl, menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.


Dalam JIAEA volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations (Pada Karakteristik Terkemuka dari Bangsa-bangsa Papua, Australia dan Melayu-Polinesia). Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (nesos dalam bahasa Yunani berarti pulau). Pada halaman 71 artikelnya (dalam terjemahan ke bahasa Indonesia) "... Penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu masing-masing akan menjadi Orang Indunesia atau Orang Malayunesia".


Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (sebutan Srilanka saat itu) dan Maldives (sebutan asing untuk Kepulauan Maladewa). Earl berpendapat juga bahwa bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.


Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago (Etnologi dari Kepulauan Hindia). Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah Indian Archipelago (Kepulauan Hindia) terlalu panjang dan membingungkan. Logan kemudian memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia. Dan itu membuktikan bahwa sebagian kalangan Eropa tetap meyakini bahwa penduduk di kepulauan ini adalah Indian, sebuah julukan yang dipertahankan karena sudah terlanjur akrab di Eropa.

Dan nama Indonesia pertama kalinya muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia) "Mr Earl menyarankan istilah etnografi Indunesian, tetapi menolaknya dan mendukung "Malayunesian". Saya lebih suka istilah geografis murni Indonesia, yang hanya sinonim yang lebih pendek untuk Pulau-pulau Hindia atau Kepulauan Hindia"


Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel (Indonesia atau Pulau-pulau di Kepulauan Melayu) sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara di kepulauan itu pada tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah Indonesia di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah Indonesia itu diciptakan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indië tahun 1918. Pada kenyataannya, Bastian mengambil istilah Indonesia itu dari tulisan-tulisan Logan.

Pribumi yang awalnya menggunakan istilah Indonesia adalah Suwardi Suryaningrat atau lebih dikenal dengan Ki Hajar Dewantara. Ketika beliau dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 ia mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Persbureau. Nama Indonesisch (pelafalan Belanda untuk Indonesia) juga diperkenalkan sebagai pengganti Indisch (Hindia) oleh Prof Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander (pribumi) diganti dengan Indonesiër (orang Indonesia).

Untuk lebih banyak info-info menarik dan lebih update silahkan klik disini



sentiment_satisfied Emoticon